Jakarta – Dalam rangka membahas pergeseran paradigma penjaminan mutu di era disrupsi, Universitas Nasional (UNAS) menggelar kegiatan “Penyamaan Persepsi Instrumen Akreditasi Unggul LAM INFOKOM” pada Senin, 7 Juli 2025. Dengan menghadirkan narasumber Prof. Zainal A. Hasibuan, Ph.D. selaku Ketua Majelis LAMINFOKOM, acara ini menekankan pentingnya menjadikan akreditasi sebagai ‘kebutuhan’ yang berkelanjutan, bukan lagi sekadar ‘aksi’ periodik.
Dalam paparannya, Prof. Zainal menyoroti kehadiran kecerdasan buatan (AI) sebagai salah satu pemicu utama perubahan, yang menuntut adaptasi dalam dunia akademik. Menurutnya, AI seharusnya diposisikan sebagai alat bantu yang mempermudah proses berpikir. Konteks ini mendorong diskusi mengenai fleksibilitas tugas akhir mahasiswa, di mana skripsi tidak lagi menjadi satu-satunya pilihan, melainkan dapat digantikan dengan format seperti proyek kelompok, sejalan dengan penerapan kurikulum Outcome-Based Education (OBE). Tonggak penting dari pemikiran ini adalah bahwa keberhasilan akreditasi tidak lagi diukur dari banyaknya program studi yang meraih peringkat tertentu, melainkan dari tumbuhnya budaya mutu yang berkelanjutan di dalam institusi.
Dari pihak universitas, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Erna Ermawati Chotim,M.Si., menyambut baik kegiatan ini sebagai langkah awal untuk membangun pemahaman bersama terkait kebijakan baru. Beliau menegaskan bahwa pencapaian peringkat “Unggul” bukanlah hasil kerja keras program studi semata, melainkan buah dari sinergi seluruh badan dan biro di lingkungan UNAS. Hal ini diamini oleh Dekan Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informasi (FTKI), Dr. Agung Triayudi, S.Kom., M.Kom., yang menyatakan bahwa forum ini sangat penting bagi FTKI dalam menyusun dokumen akreditasi sesuai arahan LAM INFOKOM.
Kegiatan yang difasilitasi oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) ini menjadi penegas komitmen UNAS untuk tidak hanya memenuhi standar administratif, tetapi juga menginternalisasi esensi dari penjaminan mutu. Dengan adanya pemahaman baru ini, seluruh sivitas akademika, khususnya di lingkungan FTKI, diharapkan dapat memandang proses akreditasi sebagai sebuah kebutuhan inheren untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas secara berkelanjutan.