Jakarta – Badan Penjaminan Mutu (BPM) Universitas Nasional (UNAS) kembali menjadi rujukan dalam praktik baik implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Pada Sabtu, 30 Agustus 2025, BPM UNAS menerima kunjungan studi banding (benchmarking) dari tim Lembaga Penjaminan Mutu Matana University di Ruang Rapat Cyber Library, Universitas Nasional.
Kegiatan ini bertujuan sebagai forum diskusi dan pertukaran praktik baik dalam pengelolaan sistem penjaminan mutu antara kedua institusi. Delegasi dari Matana University dipimpin oleh Dr. Derinta Entas, S.E., M.M., sementara dari pihak UNAS, acara dibuka langsung oleh Kepala BPM, Dr. Muhani, S.E., M.Si.M., beserta seluruh jajaran Kepala Bidang BPM. Dalam sambutannya, Dr. Muhani menyambut hangat kedatangan tim dari Matana University dan menekankan pentingnya kegiatan ini. “Kami sangat welcome dengan kegiatan benchmarking, karena hal ini kami jadikan ranah diskusi dan evaluasi dari pihak eksternal, salah satu contohnya adalah pandangan dari universitas lain,” ungkapnya.
Mewakili Matana University, Dr. Derinta Entas menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari upaya institusinya untuk terus berbenah, terutama dalam menyelaraskan visi dan misi untuk mencapai target yang ditetapkan.
Pada sesi pemaparan, Dr. Muhani membagikan strategi dan struktur SPMI yang diterapkan di UNAS. Beliau menjelaskan bahwa posisi penjaminan mutu UNAS saat ini berada pada kuadran satu, yang mendorong penerapan strategi pertumbuhan yang agresif (aggressive growth strategy). Salah satu pilar utamanya adalah implementasi SPMI berbasis Manajemen Risiko yang telah diintegrasikan ke dalam seluruh siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, Peningkatan).
“Implementasi siklus PPEPP kami terapkan di seluruh dokumen perencanaan, seperti RENSTRA, RENOP, dan LKT untuk tingkat universitas, dan diturunkan hingga ke tingkat fakultas dan program studi,” papar Dr. Muhani.
Tim BPM UNAS juga menjelaskan berbagai inovasi dan praktik baik yang telah membuahkan banyak penghargaan eksternal. Beberapa di antaranya adalah penerapan tiga jenis evaluasi (Monev, AMI, dan Survei) yang didukung penuh oleh integrasi teknologi melalui aplikasi SIMONAS dan aplikasi AMI. Inovasi lainnya termasuk program ‘SPMI Award’ untuk memicu semangat unit kerja dalam meningkatkan budaya mutu, serta alur kerja pendampingan akreditasi (SPME) yang sistematis dari tahap persiapan hingga asesmen lapangan.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi diskusi interaktif, di mana tim Matana University menggali lebih dalam mengenai mekanisme pemilihan auditor, pelaksanaan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) bertingkat, dan teknis penilaian dalam SPMI Award. Studi banding ini diharapkan dapat memperkuat implementasi sistem penjaminan mutu di kedua universitas dan mempererat kolaborasi antar lembaga pendidikan tinggi.